Menurut Mas Eko Cahyono pemilik Perpustakaan Anak Bangsa yang berlokasi di Tumpang, sebenarnya minat baca masyarakat Indonesia tinggi namun fasilitas yang tersedia minim sehingga untuk menjadikan minat baca menjadi sebuah budaya terasa sulit.Upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat salah satunya adalah dengan pendirian Taman Bacaan Masyarakat.Saat ini telah banyak berdiri Taman Bacaan Masyarakatyang sebagian besar pendirinya adalah para generasi muda yang enerjik dan kreatif yang tergabung dalam komunitas tertentu maupun yang mendirikannya secara perorangan.
Adanya keberadaan TBM adalah salah satu media selain perpustakaan untuk mengembangkan minat baca masyarakat.TBM ada untuk melayani kepentingan penduduk yang tinggal di sekitarnya.Karena TBM mencakup tanggung jawab, wewenang, dan hak masyarakat setempat dalam membangun, mengelola, dan mengembangkannya maka diperlukan pengembangan rasa untuk ikut memiliki, ikut bertanggung jawab dan ikut memeliharanya.
Deskripsi Taman Bacaan Masyarakat
TBM merupakan sarana untuk pembelajaran dan pendidikan masyarakat secara nonformal. TBM diarahkan untuk memberikan pelayanan kepada warga masyarakat yang belum sekolah, buta aksara, putus sekolah, dan warga masyarakat yang kebutuhan pendidikannya tidak dapat terpenuhi melalui pendidikan formal. Pendidikan nonformal bertujuan memberikan layanan pendidikan agar warga belajar mampu mengembangkan potensi diri dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan vokasional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Salah satu program pendidikan nonformal adalah wajib belajar pendidikan dasar dan kesetaraaan melalui pendidikan anak usia dini, pemberantasan buta aksara, peningkatan budaya baca, dan pembangunan TBM. Menurut Lasa (2009: 331) TBM berfungsi untuk:
- Meningkatkan minat baca;
- Memperkaya pengalaman belajar;
- Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri;
- Memperluas wawasan masyarakat;
- Tempat belajar sepanjang hayat.
Studi yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional tahun 2010 terhadap TBM (dalam Khayatun, 2011) mengungkapkan bahwa daya tarik suatu taman bacaan berkaitan dengan lima faktor, yaitu:
- Pelayanan yang ramah sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk memanfaatkan taman bacaan;
- Bahan bacaan yang beragam, semakin banyak ragam bacaan, semakin banyak masyarakat yang berminat untuk datang ke taman bacaan; bacaan yang menarik minat masyarakat adalah agama, komik, dan keterampilan;
- Tempat sederhana sehingga membuat masyarakat lebih akrab, yang penting bersih dan cukup luas;
- Koleksi terus diperbarui; dan
- Bahan bacaan bersifat populer, tidak terlalu serius, dan disertai dengan ilustrasi gambar.
TBM merupakan sarana pembelajaran bagi masyarakat, sarana hiburan (rekreasi), dan pemanfaatan waktu secara efektif dengan memanfaatkan bahan bacaan dan sumber informasi lain. Dengan demikian, warga masyarakat dapat memperoleh pengetahuan dan informasi baru untuk meningkatkan kehidupan mereka dan sarana informasi berupa buku dan bahan bacaan lain yang sesuai dengan kebutuhan warga dan masyarakat setempat. Manfaat yang diperoleh adalah menumbuhkan minat, kecintaan, dan kegemaran membaca, memperkaya pengalaman belajar dan pengetahuan, menumbuhkan kegiatan belajar mandiri, membantu mengembangkan kecakapan membaca, menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
Daftar Rujukan:
Khayatun. 2011. Keragaman Taman Bacaan Bogor dan Permasalahannya. Jurnal Perpustakaan Pertanian, 20(1): 10-15, (Online), (http://khayatun.staff.ipb.ac.id/files/2012/03/jpp-khayatun.pdf), diakses 16 Oktober 2014.
Lasa, Hs. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.